Мара

Dongeng ini tidak memiliki akhir yang bahagia, tetapi dipenuhi dengan kabut tebal, tanah basah, dan suara-suara dari hutan. Sepertinya semuanya mirip dengan mitos - Mara, mimpi buruk, karma, air mata yang mengalir deras, tetapi kedengarannya terlalu nyata untuk tidak dipercaya. Cinta berubah menjadi kutukan, dendam menjadi firasat pembalasan, dan cerita itu sendiri menjadi lagu pengantar tidur yang kelam, di mana alih-alih kenyamanan, yang tersisa hanyalah kegelisahan karena tidak mungkin untuk kembali.