Rapy czy Disco?

Ketukan yang menggelegar dan keberanian yang serak seolah-olah mengiringi langkah di atas aspal, di mana aroma romantisme jalanan sudah hilang, tetapi kebiasaan untuk tegak masih ada. Dalam setiap kata terdengar "cukup" yang lelah, tetapi juga "aku bisa" yang tenang tanpa keluhan, tanpa pose, hanya fakta. Di tempat yang dulunya penuh dengan dendam dan pembuktian, kini hanya ada perhitungan dingin dan keyakinan bahwa kesuksesan tidak perlu dimintai maaf. Dalam suara itu ada rekonsiliasi dengan diri sendiri, hampir filosofis, tetapi melalui senyum nakal. Uang? Ya, akan ada. Musik? Apa bedanya, mau disko atau rap. Yang penting ini terdengar seperti kemenangan pribadi atas masa lalu yang tidak ingin kembali.