Hurt Like Me

Rasa sakit yang terjebak dalam waktu terdengar hampir lembut di sini - seperti piringan hitam tua yang tergores di bagian-bagian yang paling penting. Setiap nada - seolah-olah berusaha untuk tidak melepaskan apa yang seharusnya sudah lama dilepaskan, tetapi tangan masih memegangnya. Seolah-olah ingatan hidup dengan kehidupannya sendiri, dan tubuh sudah lelah menjadi rumahnya. Ada sesuatu yang kekanak-kanakan dalam rasa sakit ini - seperti anak anjing di depan pintu: merangkak, meminta untuk masuk, tetapi tidak ada yang membuka pintu. Karena di sana ada masa lalu. Dan jika seseorang merasakan rasa sakit yang sama, bahkan hanya sebentar, semuanya akan menjadi lebih mudah. Tetapi tidak. Kita harus lari - bukan untuk menyelamatkan diri, tetapi hanya agar tidak mendengar hati yang masih memanggil untuk kembali.