Deskripsi
Terkadang rasa malu terdengar lebih keras daripada musik. Ia tidak membutuhkan irama, tidak meminta tepuk tangan - hanya menekan dengan keheningan di antara baris-baris berita. Setiap pagi dimulai dengan cara yang sama: kopi, pemberitahuan, tragedi lain. Di suatu tempat di luar sana, orang-orang terus hidup seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan hal itu membuat segalanya terasa sangat pahit. Kebiasaan adalah filter yang paling kejam: ia menjadikan sesuatu yang seharusnya membuat kita mual sebagai hal yang normal.
Lagu ini seolah-olah menulis pengakuan kolektif - bukan atas nama pahlawan, tetapi atas nama negara yang lelah menjadi buta. Lagu ini tidak berisi kemarahan, tetapi kelelahan; bukan revolusi, tetapi “sampai kapan” yang tenang di bawah kulit. Di antara bait-bait lagu - gemuruh alun-alun kosong, aroma aspal setelah rapat umum, dan pertanyaan yang tidak ada yang terburu-buru untuk menjawab: kapan kemanusiaan berhenti menjadi tren?
Lirik: Serkan Ipekcioglu
Musik: Dennis Stanilukovski
Musik: Dirk Ruus
Musik: Lukas Geren
Produser: DLS
Produser: eest.id
Produser: Lukas Ji
Vokal: Serkan Ipekcioglu
Pencampuran dan mastering: Lex Barki
Seniman: Oguzkan Pelit
Lirik dan terjemahan
— Jika bahasa yang dipilih tidak tersedia untuk video, YouTube akan mengaktifkan trek subtitle yang tersedia atau subtitle otomatis (jika ada). Pilihan juga bisa bergantung pada pengaturan pengguna.
— Jika muncul pesan “Video tidak tersedia”, menonton video dengan lirik hanya bisa dilakukan dengan membukanya langsung di YouTube.