One more time, One more chance

Semua terdengar seperti kenangan yang hati dengan keras kepala menolak untuk melepaskan. Udara bergetar karena ketidakjelasan, seperti pagi hari setelah tidur panjang, di mana langkah kaki orang yang telah lama pergi masih terdengar. Setiap akord seolah-olah merupakan upaya untuk menangkap bayangan momen, mengembalikan “sekali lagi” itu, meskipun akal sehat tahu: sudah terlambat selamanya.

Tidak ada keputusasaan dalam lagu ini, hanya kesetiaan yang tenang - yang berjalan berdampingan melalui tahun-tahun, persimpangan jalan, fajar, dan stasiun tua. Cinta di sini tidak berteriak, ia hanya hidup, bersembunyi dalam suara, dalam kebisingan kota, dalam pantulan kaca yang tak sengaja. Dan, mungkin, di kehidupan berikutnya - jika waktu memberi kesempatan - ia akan berhasil mengucapkan “aku mencintaimu” yang sederhana dan abadi.