Cuando Llegará Mi Suerte

Kepala berdengung seperti setelah tiga hari tidak tidur dan minum kopi saat perut kosong. Semuanya sepertinya bergerak - hari, minggu, hidup - tapi rasanya seperti berdiri di tempat dan menunggu bus yang sudah lama dibatalkan. Di suatu tempat di sana, di luar kelelahan ini, "kebahagiaan" berkeliaran, sementara di sini hanya ada kebiasaan menghitung menit hingga "saat keberuntungan datang". Setiap bait seperti lingkaran kehormatan dalam pikiran mengelilingi ketidakberdayaan diri sendiri. Kelelahan sarkastik karena menunggu, bercampur dengan harapan yang tidak lagi bersinar, melainkan hanya berkedip, seperti bohlam yang hampir mati. Dan semua ini diiringi irama yang tidak membiarkan wajah jatuh ke bantal - seolah tubuh masih ingat bagaimana hidup, bahkan jika kepala sudah lama menyerah.