Deskripsi
Di suatu tempat antara ironi diri yang lelah dan pemberontakan tiba-tiba terhadap segala sesuatu di sekitarnya, keadaan ini hidup - ketika sepertinya lucu, padahal sebenarnya sudah tidak terlalu. Ketika di balik lelucon tentang "perjuangan" dan "tidak akan lagi" bersembunyi helaan napas yang sama: "sampai kapan lagi sih?" Dunia sepertinya berputar, tapi di dalam sudah ada sedikit kepanasan, mata merah, suara serak, dan suasana hati melompat-lompat antara stand-up dan filosofi jam tiga pagi. Sarkasme di sini berfungsi sebagai pelindung: lapisan tipis yang menjaga semuanya tetap dalam batas kesenangan, meskipun di bawahnya ada kelelahan yang terentang seperti permen karet setelah shift. Dan semakin keras "lihat wajahku", semakin jelas - mungkin agak menakutkan untuk melihat ke sana. Tapi baiklah, kita sudah tertawa, bersenang-senang, dan berpura-pura lagi bahwa kita hidup dengan mudah. Lagipula, kalau tidak berteriak di mikrofon, siapa yang akan tahu kalau kamu masih bertahan?
Lirik dan terjemahan
— Jika bahasa yang dipilih tidak tersedia untuk video, YouTube akan mengaktifkan trek subtitle yang tersedia atau subtitle otomatis (jika ada). Pilihan juga bisa bergantung pada pengaturan pengguna.
— Jika muncul pesan “Video tidak tersedia”, menonton video dengan lirik hanya bisa dilakukan dengan membukanya langsung di YouTube.