RIP ITALIAN RAP

Suara jalanan mengendap dalam dada, seperti debu pada sepatu kets tua, sepatu kets yang dulu ingin kugigit dunia demi mereka. Semuanya tumbuh dari dingin, dari napas serak musim dingin, di mana alih-alih dongeng, mereka diajari untuk menerima pukulan dan tidak mengalihkan pandangan. Musik itu meledak, seolah pisau menancap beton: bukan demi ketenaran, tapi untuk mengingatkan bahwa dari rasa sakit pun bisa dibuat seni. Setiap barisnya berdering dengan kemarahan, seperti botol kosong setelah perkelahian, namun tetap ada kehangatan yang aneh di dalamnya: kehangatan yang sama yang tersisa pada mereka yang selamat dan sekarang tertawa dari sofa, mengenang dinginnya, sweter murah, dan pelajaran membaca jalanan pertama.