Que Sensación

Aroma ringan bensin dan melati. Jalanan berdengung, mesin berdebat dengan bass, dan seseorang jatuh cinta lagi pada tempat yang salah. Dia berjalan melewatinya seolah-olah seluruh panggung adalah untuknya sendiri, dan semua orang di area tersebut menjadi penyair sesaat. Hanya saja, alih-alih pantun, ada sebatang rokok di gigi dan buah delima di hati.

Lucu rasanya memikirkan perasaan ketika seluruh dunia mengingatkan Anda akan hal-hal yang lebih penting. Tapi tetap saja, di suatu tempat di balik pelindung itu, “que sensación” yang sama muncul ketika tatapan Anda menangkap Anda seperti peluru dan tidak melepaskannya. Di antara kemiskinan dan mimpi, debu di lingkungan sekitar, dan kilauan anting-antingnya, lahirlah kehangatan yang aneh: tampaknya itu adalah cinta, tetapi dengan tujuan dan rencana cadangan jika terjadi tembakan.