Deskripsi
Ada gaya kebanggaan yang unik - bukan dalam teriakan, bukan dalam perkelahian, tapi dalam cara mereka berjalan di jalanan dengan sepatu kets putih di atas debu, cara mereka tidak mengikat tali sepatu “Timbas” sampai ujung, karena itulah yang harus dilakukan. Lagu ini seperti suara yang menembus beton kawasan dan panasnya malam. Di sini tidak ada yang membaca memoar, tapi mereka menimbang-nimbang: siapa yang ada sejak awal, dan siapa yang hanya datang untuk sekadar mampir. Dan sekarang - maaf. Sudah terlambat. Kepercayaan diri di sini bukan sekadar pose, tapi perisai yang dibentuk dari pengalaman. Nah, ungkapan ringan “presumo sin querer” itu, tentu saja, hampir kebetulan. Hampir.
Lirik dan terjemahan
Lirik untuk lagu ini belum ditambahkan.