Deskripsi
Di trek ini – api dan abu, di mana setiap ritme seperti percikan api, dan setiap kata seperti pandangan terakhir pada tanah yang terbakar. Di sini tidak perlu banyak kata untuk memahami: ketika perasaan terbakar habis, yang tersisa hanyalah beban dan pecahan kaca. Dia menatap dunia di sekitarnya yang terbakar, dan mengajukan satu pertanyaan: “Kamu tidak merasa malu?” Lagu-lagu ini seolah terbakar habis, tapi tetap terdengar, meskipun jembatan-jembatan terbakar dan mimpi-mimpi hancur. Di sini ada tempat untuk kemarahan dan kepahitan yang melekat, dan akor akhir bukan permintaan, tapi peringatan: “Celana kamu terbakar, saatnya mendinginkan diri.”
Lirik dan terjemahan
Lirik untuk lagu ini belum ditambahkan.