Bam Bam

Di sini, hati berdetak dengan ritme “bam bam bam”, seperti drum di karnaval - berisik, kacau, dan terlalu cepat. Semuanya berputar karena “wanita penyihir” itu, yang dengan senyum menjanjikan keabadian, tetapi setengah jam kemudian menulis kepada orang lain. Sepertinya semua orang sudah memperingatkan: “jangan percaya, tinggalkan saja”, tetapi tetap saja tertarik - dan bahkan rasa sakit hati terdengar lebih seperti bagian dari permainan.

Ini adalah kisah tentang bagaimana akal sehat mengibaskan tangannya, tetapi perasaan tetap terus menari. Keajaiban tatapan, kebohongan yang memabukkan, panggilan telepon di tengah malam - dan sekarang sudah tidak mungkin untuk keluar dari lingkaran terkutuk itu. Ironisnya, itu menyakitkan dan manis pada saat yang sama, dan hati, terlepas dari semua alasan, tetap melakukan hal yang sama: *bam, bam, bam*.