LALALA

Suara-suara dalam trek ini seolah-olah berasal dari aspal yang meleleh, di mana malam hari berbau bensin, asap rokok, dan lemon dari minuman bersoda murah. Semuanya sedikit miring di sini - hari-hari serupa satu sama lain, musik bergema dari jendela yang terbuka, dan impian tentang kemewahan dan ketenaran bercampur dengan rutinitas dan lelucon yang membosankan di pom bensin.

Irama bergoyang seperti Citroën tua di atas gundukan: kadang naik, kadang turun, tapi tetap berjalan. Di antara baris-barisnya - kelelahan dan kebanggaan yang keras kepala, ketika segala sesuatu di sekitar Anda hancur, dan Anda hanya menyalakan musik lebih keras dan menyanyikan “la-la-la” Anda agar tidak mendengar kenyataan yang retak. Sedikit kasar, sedikit sedih - tetapi dengan rasa jalanan yang tidak bisa disamakan dengan apa pun.