RUINART

Malam kembali terasa panjang - lengket seperti asap dari cerutu murah dan percakapan yang tidak layak dicatat. Di suatu tempat jauh, klub-klub, jendela-jendela yang berkilauan, janji-janji “nanti” dan pesan-pesan tanpa jawaban. Semuanya berputar - motor, ritme, pikiran - tetapi di dalam hanya ada dengungan dan sedikit kejengkelan, seolah-olah dunia terhenti di tengah jalan.

Sepertinya semuanya sudah lama diputuskan: siapa yang di bawah, siapa yang di atas, siapa yang menunggu kesempatannya di menara. Ini bukan tentang romantisme - ini tentang saraf, tentang bertahan hidup dengan indah, selama musik tetap mengalun. Dan di suatu tempat antara bass dan bensin, ada percikan - singkat, seperti napas sebelum pertengkaran, dan hangat, seperti tegukan terakhir dari gelas orang lain.