Blue Valentine

Cinta yang nggak bisa dilepaskan, bahkan ketika seharusnya sudah dilepaskan. Cinta yang sama - dengan memar dari kata-kata, dengan ciuman setelah pertengkaran, dengan ayunan abadi antara “semuanya sudah berakhir” dan “baiklah, mari kita coba lagi”. Cinta itu dingin seperti es di pergelangan tangan, dan panas seperti demam yang tidak diobati - karena sudah terbiasa dengan panasnya.

Dalam lagu ini, perasaan mengalir seperti kaca setelah dipukul: tajam, berkilau, tidak mungkin direkatkan. Tetapi tetap saja ingin mengumpulkan pecahan-pecahan itu, meskipun tangan akan terluka lagi. Ada sesuatu yang memukau dalam kebiruan ini - seperti bekas luka yang sudah lama harus dilupakan, tetapi takut kehilangan sebagian diri bersama bekas luka itu.