FU & UF

Ketika kelelahan menjadi latar musik hubungan, bahkan panggilan pun terasa seperti ritual kesopanan. Di sini semuanya di ujung tanduk - dari kelembutan hingga iritasi dalam satu sentuhan. Asap rokok, keheningan malam, dan "nanti kita selesaikan" yang tak berujung. Hanya saja, waktu berlalu begitu lama, sementara perasaan itu seperti cahaya di bawah air: seolah terlihat, tapi tak bisa diraih. Ironisnya, di depan orang lain dia sangat baik, tapi di sampingku dia seperti orang lain. Sepertinya cinta, tapi lebih mirip crossfit emosional: bertengkar demi detak jantung, bertengkar demi merasakan hidup. Ketika yang tersisa dari "kita" hanyalah gema, dan dari kepedulian hanya menjadi kebiasaan meminta maaf atas dosa orang lain.