YARANAMADIM

Hati yang hancur juga pernah memimpikan akhir yang bahagia - hanya saja skenarionya diganti, dan alih-alih ciuman di bawah hujan, yang didapat adalah akhir tanpa tepuk tangan. Semuanya tampak klasik: kepercayaan, harapan, sedikit kenaifan... dan sekarang “kebahagiaan” ada di antara tanda kutip, dan di dalam hati - angin dingin.

Setiap baris seolah-olah bergesekan dengan aspal di bawah kaki - jalan yang sama yang tidak pernah tercapai. Dalam suaranya terdengar kelelahan orang dewasa yang pernah percaya seperti anak kecil. Sedikit rasa sakit hati, sedikit kesedihan yang cerah, dan perasaan aneh ketika tidak lagi sakit, tetapi tetap saja sayang.