Quiero Decirte

Ketika gairah menghilang, tetapi barang-barang di apartemen masih berbau “kami”, udara menjadi lebih berat daripada beton. Sepertinya bahkan cangkir di rak tahu bahwa semuanya tidak sia-sia - hanya bodoh, terlalu manusiawi. Tidak ada pengakuan yang lantang di sini, hanya “maaf” yang keras kepala diiringi irama yang seolah-olah mengetuk pintu yang tertutup.

Di setiap refrain - ada “mungkin masih bisa”, yang menyakitkan dan manis pada saat yang sama. Cinta di sini tidak sempurna: dengan kesalahan, jeda, kata-kata yang tidak perlu. Tapi, mungkin justru di sinilah musiknya yang sebenarnya - ketika dua hati, lelah karena kesombongan, tetap mencari satu sama lain berulang kali.