Lo So Che

Kota berdengung seperti penguat yang kelebihan beban, seseorang lagi-lagi mencoba melakukan semuanya dan tidak kehilangan siapa pun. Udara terasa kental, seolah-olah kedamaian telah diperas darinya. Dia hidup di ambang antara hembusan napas dan kilatan, antara orang yang dimaafkan dan orang yang tetap diingat. Lampu etalase berkedip, dan sepertinya bahkan mereka lelah menyaksikan perlombaan tanpa akhir "sempat-kehilangan-pura-pura-semuanya-terkendali" ini. Di sini musik seperti baju besi dan seperti pengakuan di atas ketukan. Di setiap kata ada sedikit kepahitan dan urat baja. Denyut jantung berdebar tak beraturan, tapi ritme tetap terjaga karena menyerah sudah tidak pantas. Meskipun dunia menekan dari segala sisi, ada keindahan khusus dalam kelelahan ini ketika kamu terjatuh, tetapi tidak membiarkan diri jatuh dengan anggun.